Kritik calon presiden (capres) Anies Baswedan pada performa diplomasi Indonesia pada debat capres pada 7 Januari 2024 lalu masih menarik ditanggapi. Pada debat itu, salah satu pandangan Anies ialah Indonesia hanya sebagai penonton di bermacam macam forum global rgo 303.
Kebetulan sehari setelah debat itu, Kementerian Luar Negara (Kemlu) mengadakan gerakan Pendapat Pers Tahunan Menteri Luar Negara (PPTM). Pada pidatonya, Menlu Retno Marsudi dengan cara langsung menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain penting di panggung global.
Dalam pandangan saya, pendapat capres nomor 1 itu condong tidak kontekstual dan ahistoris. Tidak kontekstualnya merupakan pandangan itu tidak didasarkan pada kebenaran selama ini, khususnya 9 tahum pemerintahan Presiden Joko Widodo. Opini capres itu juga dapat dikatakan ahistoris karena tidak merujuk pada peristiwa diplomasi Indonesia sejak merdeka hingga pemerintahan saat ini.
Sejak memimpin Indonesia pada 20 Oktober 2014 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menorehkan beraneka ragam capaian kongkrit dalam bagian politik luar negara dan diplomasi Indonesia. Bermacam macam forum regional dan internasional kerap memuji kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Jokowi, yang dinilai semakin meningkatkan pengaruh dan peran aktifnya.
- Perdana, Beberapa capaian diplomasi di bawah ini yaitu catatan dari PPTM 2024. Perdana, di kancah ASEAN, kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Jokowi dipercaya telah berperan besar dalam menjaga kohesi dan mencegah disintegrasi (Balkanisasi) ASEAN di tengah konstelasi geopolitik global yang semakin kompleks.
Pada 2023 lalu Contohnya, Majalah The Strait Times menyebutkan keketuaan Indonesia telah berhasil menavigasi ASEAN di tengah situasi penuh tantangan. Indonesia menjalankan peran kepemimpinan alamiah (natural leadership) di ASEAN, maka organisasi regional itu tetap relevan di tengah dinamika global hinga saat ini.
Ambruknya Uni Soviet di akhir 1990an, krisis Asia 1997, serangan terorisme global, krisis Euro, pandemi Covid-19, rivalitas Amerika Serikat (AS)-China di Asia (Indo-Pasifik), dan pertarunagn AS-Rusia di Eropa Bermacam macam( kawasan) yakni titik-titil kritis bagi ASEAN buat tetap relevan dengan dukungan kepemimpinan Indonesia.
- Ke-2, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020. Indonesia mengusulkan penyusunan resolusi tentang women in peacekeeping operations. Tidak cuma itu, peran peacekeepers Indonesia yang saat ini menempati kontributor paling besar nomor 6 dunia, naik signifikan dari posisi 16 pada 2014 lalu. Indonesia juga teratur terpilih jadi anggota badan-badan penting PBB. Peran ini bersifat aktif, langsung, kongkrit, dan berkelanjutan hingga kini.
- Ke3, kepemimpinan Indonesia di G20 pada 2022. Peran strategis ini semakin penting bagi Indonesia karena dijalankan kala dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 dan, yang paling penting, konsekuensi perang Rusia-Ukraina.
Peran kepemimpinan itu menempatkan Indonesia utk terus pada isu kemanusiaqn di Ukraina, tetapi tidak mengabaikan arti penting Rusia dalam diplomasi bilateral dan multilateral. Indonesia tetap memberi dukungan resolusi Sidang Umum PBB yang menolak perang dan memaksa Rusia ke luar dari wilayah Ukraina. Di sudut lain, Indonesia tidak memutuskan hubungan bilateral dengan Rusia.
Kebijakan diplomasi itu menempatkan Indonesia di posisi berseberangan dengan negara-negara G7 sebagai anggota mutlak G20. Biarpun Begitu, kepemimpinan Indonesia dapat menemukan kembali lokasi buat berkolaborasi dan membuahkan concrete deliverables pada KTT G20 Bali 2022 lalu. Prestasi ini pantas diapresiasi di tengah polarisasi tajam antarnegara adidaya hingga saat ini.
- Keempat, Indonesia menggagas ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai kerangka kerja sama di antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Lewat AOIP, Indonesia menggandeng negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara lain biar mengembangkan kerjasama yang lebih inklusif, mengedepankan kolaborasi, dan berdasarkan hukum internasional. Inisiatif konkret lain dari Indonesia ialah ASEAN Indo-Pacific Economic Framework dan kerja sama dengan kawasan Pasifik.
Capaian kelima dalam diplomasi ekonomi dan perdagangan internasional menunjukkan nilai signifikan. Berdasarkan pidato Menlu, per 2023 nilai perdagangan Indonesia dengan dunia meningkat nyaris 24% di bandingkan 2014 dengan surplus lebih dari USD 33 miliar. Nilai investasi asing semester I th 2023 juga naik 32 ri th 2014. Perjanjian dagang baru Indonesia dengan 27 negara turut meningkatkan akses pasar internasional.
- Keenam, dukungan berkelanjutan Indonesia terhadap penyelesaian masalah Palestina. Dukungan itu mendapat apresiasi dari negara-negara Organisation of Islamic Cooperation (OIC).
Apresiasi itu berarti bahwa Indonesia dianggap dengan cara tetap telah memimpin nada dunia Islam. Bahkan Indonesia juga di lihat sebagai leading country dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina di beraneka forum internasional.